Obligasi adalah surat hutang yang diterbitkan oleh perusahaan, imbal hasilnya berupa kupon (seperti bunga dalam deposito). Ada banyak sekali obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dengan tujuan memperoleh dana untuk pengembangan usaha. Pemerintah juga menerbitkan obligasi. Obligasi yang diterbitkan pemerintah disebut ORI. ORI adalah kependekan dari obligasi Ritel Indonesia, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia. Disebut ritel karena ORI bisa dibeli oleh perorangan mulai Rp.5.000.000,- saja, tidak seperti SUN yang minimal pembeliannya besar. ORI dijamin oleh pemerintah dan biasanya ada aset yang dijaminkan. Obligasi / ORI biasanya memiliki waktu jatuh tempo / tenor selama 3 tahun. Yang membedakan ORI dari deposito adalah pajaknya. Jika deposito pajak 20% dari bunga, ORI pajaknya hanya 15% dari kupon. Di deposito yang dijamin hanya sampai Rp.2 milyar dengan bunga yang lebih rendah dari ORI. Selain kupon, investor bisa mendapat capital gain jika harga ORI meningkat.
Berikut merupakan histori kupon ORI dari tahun ke tahun :
- Ori 1 : 12.05% per tahun (sudah jatuh tempo)
- Ori 2 kuponnya 9.28% per tahun (sudah jatuh tempo)
- Ori 3 kuponnya 9.40% per tahun (sudah jatuh tempo)
- Ori 4 kupon 9.50% per tahun ( jatuh tempo 12 Maret 2012)
- Ori 5 kuponnya 11.45% per tahun (jatuh tempo 15 Sept 2013 tenor 5 tahun)
- Ori 6 kuponnya 9.35% per tahun (jatuh tempo 15 Agustus 2012)
- Ori 7 : 7.95% per tahun (jatuh tempo 15 Agustus 2013)
- Ori 8 kupon 7.3% per tahun (jatuh tempo 15 Oktober 2014)
Return ORI setahap di atas deposito, namun masih lebih rendah bila dibandingkan dengan tingkat inflasi di Indonesia. Untuk ORI 8, kupon setelah tax hanya 6.21% rasanya kurang menggiurkan buat investor. ORI adalah upgrade dari deposito. Bagi investor pemula yang ingin lulus dari kelas deposito, jenjang selanjutnya adalah obligasi. Walaupun mungkin, dari kacamata investor agresif, ORI terkesan tidak atraktif, namun bisa dicoba untuk investor moderat.
0 comments:
Post a Comment