Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meluncurkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Indonesia (MP3EI). Dalam peluncuran ini, SBY melakukan telekonferensi dengan empat gubernur yakni Gubernur Papua, Gubernur Sumatera Utara, Gubernur Banten, dan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB).
Presiden mengatakan, ada dua hal yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan masterplan itu. "Pertama, berhasil membangun ekonomi, berarti sasaran dapat kita capai," kata SBY, di Jakarta Convention Center, Jumat, 27 Mei 2011.
Kedua, menurut dia, Indonesia gagal meningkatkan perekonomian bangsa dan meningkatkan kesejahteraan. "Alias masterplan gagal. Tidak bisa kita jalankan," ujar dia.
Menurut dia, gagal atau berhasilnya pelaksanaan masterplan tersebut tergantung pada bangsa Indonesia itu sendiri. "Kita ingin, jika berumur panjang, tahun 2025 kita melihat kisah sukses masterplan ini," ujarnya.
SBY mengatakan, ada lima faktor yang membuat gagal dan tak terlaksananya masterplan ini. Antara lain, birokrasi yang lambat, kemudian pemerintah daerah ada kepentingan yang menyebabkan tidak lancarnya proyek pembangunan nasional.
Selain itu, masterplan terancam gagal jika investor ingkar janji dan tidak memenuhi rencananya. "Juga jika ada kepentingan dan politik yang tidak sehat," ucap Yudhoyono.
Selanjutnya, kata dia, sebagai implementasi, SBY sudah menandatangani peraturan presiden untuk membentuk Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi. "Komite ini saya pimpin dan Menko Perekonomian sebagai ketua harian," ujar SBY.
Komite tersebut akan mengawasi, memantau, dan mendorong pelaksanaan masterplan.
Presiden mengatakan, ada dua hal yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan masterplan itu. "Pertama, berhasil membangun ekonomi, berarti sasaran dapat kita capai," kata SBY, di Jakarta Convention Center, Jumat, 27 Mei 2011.
Kedua, menurut dia, Indonesia gagal meningkatkan perekonomian bangsa dan meningkatkan kesejahteraan. "Alias masterplan gagal. Tidak bisa kita jalankan," ujar dia.
Menurut dia, gagal atau berhasilnya pelaksanaan masterplan tersebut tergantung pada bangsa Indonesia itu sendiri. "Kita ingin, jika berumur panjang, tahun 2025 kita melihat kisah sukses masterplan ini," ujarnya.
SBY mengatakan, ada lima faktor yang membuat gagal dan tak terlaksananya masterplan ini. Antara lain, birokrasi yang lambat, kemudian pemerintah daerah ada kepentingan yang menyebabkan tidak lancarnya proyek pembangunan nasional.
Selain itu, masterplan terancam gagal jika investor ingkar janji dan tidak memenuhi rencananya. "Juga jika ada kepentingan dan politik yang tidak sehat," ucap Yudhoyono.
Selanjutnya, kata dia, sebagai implementasi, SBY sudah menandatangani peraturan presiden untuk membentuk Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi. "Komite ini saya pimpin dan Menko Perekonomian sebagai ketua harian," ujar SBY.
Komite tersebut akan mengawasi, memantau, dan mendorong pelaksanaan masterplan.
Peluncuran itu ditandai pemasangan tiang pancang di empat lokasi proyek, yakni Timika, Cilegon, Sei Mangke, dan Kupang, jumlah proyek yang akan diresmikan mencapai 17 proyek. Total investasi Rp190 triliun yang bersumber dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), swasta nasional, foreign direct investment, serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Sebanyak 17 proyek itu diharapkan selesai pada 2014. Bila terealisasi, proyek tersebut akan menyerap investasi sebesar Rp4.000 triliun.
Sebanyak 17 proyek itu diharapkan selesai pada 2014. Bila terealisasi, proyek tersebut akan menyerap investasi sebesar Rp4.000 triliun.
0 comments:
Post a Comment